Kamis, 31 Maret 2016

LAPORAN RENCANA BIMBINGAN KLINIK METODE PRESEPTORSHIP DENGAN TEKNIK BED SIDE TEACHING “ PEMERIKSAAN URINE PROTEIN PADA BUMIL ”




 PERENCANAAN BIMBINGAN KLINIK


A.    Identitas Mata Kuliah
Mata Kuliah                   :  Manajemen Kebidanan Ibu Hamil Patologis
Kode Mata Kuliah         :  Bd. 21
Pokok Bahasan              :  Kebutuhan Dasar Ibu Hamil TM III
Sub Pokok Bahasan       : Melakukan pemeriksaan urine protein
Beban Studi                   :  3 SKS
Waktu                            :  60 menit
Pertemuan ke                 : Satu
Hari                                : Jumat, 15 Januari 2016
Ruang                             : Rumah Bersalin Karunia Ananda Kota Semarang
Koordinator                   : Bertalena
Pembimbing                   : Hesti Pratiwi
Mahasiswa Bimbingan   : Widiawati

B.     Tujuan Pembelajaran
1.      Tujuan Umum
Setelah mengikuti pembelajaran klinik ini peserta didik mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil patologi TM III (melakukan pemeriksaan urine protein).
2.      Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik peserta didik mampu:
a.       Memahami pengertian pemeriksaan urine protein.
b.      Memahami tanda gejala melakukan pemeriksaan urine protein.
c.       Memahami tujuan melakukan pemeriksaan urine.
d.      Memahami persiapan melakukan pemeriksaan urine protein.
e.       Memahami langkah-langkah melakukan urine protein.



C.    Metode dan Tekhnik Bimbingan
1.      Metode bimbingan klinik yang akan digunakan adalah perseptorship
2.      Teknik bimbingan yang digunakan adalah preconference, bedside teaching, post conference.

D.    Deskripsi Kasus
Mahasiswa D3 Kebidanan tingkat II semester tiga yang sedang menjalankan praktek klinik kebidanan di Rumah Bersalin Karunia Ananda Kota Semarang dan mempunyai target memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil patologi TM III dengan kebutuhan pemeriksaan urine protein. Mahasiswa tersebut belum pernah melakukan tindakan tersebut. Untuk mencapai target asuhan yang dibutuhkan oleh mahasiswa tersebut, bimbingan diberikan menggunakan metode preseptorsip dengan teknik preconference, bedside teaching dan post conference.


E.     Rincian Kegiatan

NO
KOMPETENSI
JENIS KEGIATAN
WAKTU
TEKNIK
HASIL YANG DIHARAPKAN
1
Preseptee mengetahui penatalaksanaan dalam pemeriksaan protein urine

a.     Preseptor menjelaskan pengertian pemeriksaan urine protein




b.      Preseptor menjelaskan tujuan dari pemeriksaan urine protein




c.      Preseptor menjelaskan persiapan untuk pemeriksaan urine protein

d.     Prespetor menjelaskan langkah-langkah dalam permeriksaan urine protein
e.        
5 menit









5 menit









5 menit







5 menit



Preconference









Preconference









Preconference







Preconference










Preseptee memahami pengertian dari pemeriksaan urine protein adalah pemeriksaan terhadap tingginya kadar protein dalam urin ibu hamil dapat mengindikasikan terjadinya preeklampsi.

Preseptee memahami tujuan dari pemeriksaan urine protein, yaitu untuk mengetahui kadar protein dalam urin ibu hamil sehingga mampu untuk mengidentifikasi preeklampsia secara dini


Preseptee memahami persiapan untuk pemeriksaan urine protein:
1.      Diri
2.      Alat
3.      Pasien

Preseptee memahami langkah-langkah melakukan pemeriksaan urine protein, diantaranya:
1.      Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan sesuai dengan urutan kegiatan
2.      Suruh ibu untuk BAK dan urine ditampung dalam botol yang telah disiapkan
3.      Cuci tangan 7 langkah dengan sabun dan air mengalir dan kemudian pasang handschoon.
4.      Perhatikan apakah urine keruh atau jernih
5.      Isi kedua tabung kimia dengan urine masing- masing 2 m
6.       Panaskan salah satu tabung yang berisi urine diatas nyala api lampu spritus, kemudian teteskan 2-3 tetes asam cuka 6% dilihat, selanjutnya dipanaskan lagi
7.      Baca hasilnya dengan menilai
8.      Catat hasil dan beritahukan pada ibu.
9.      Rapikan alat dan cuci handscoen dalam keadaan dipakai dan buka dalam keadaan terbalik kemudian rendam dalam larutan klorin
10.  Cuci tangan 7 langkah dan keringkan dengan handuk bersih.

2
Preseptee mampu mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan pada saat melakukan pemeriksaan urine protein
Preseptor mempersiapkan alat pemeriksaan urine protein
10 menit
Bedside teaching
Preseptee memahami persiapan yang dibutuhkan pada saat melakukan pemeriksaan urine protein:
1.      Diri
Pengetahuan
2.      Alat dan bahan
a.       2 buah tabung reaksi dan raknya
b.      Penjepit tabungBunsen/ lampu spirtus
c.       Pipet
d.      Spuit 3cc atau 5 cc
e.       Kertas tissue
f.       Asam asetat 5 %
g.      Urine dan korek api
h.      Celemek
i.        Sarung tangan DTT atau Steril
j.        Buku catatan
3.      Pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedural pemeriksaan urine protein, melakukan kerjasama yang baik sehingga memberikan kenyamaan pada pasien.

3

Preseptee mampu melakukan tindakan pemeriksan urine protein dengan mandiri secara runtut
Preseptors melakukan tindakan pemeriksaan urine protein
30 menit
Bedside teaching
Preseptee mampu melakukan tindakan pemeriksaan urine protein:

1.      Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan sesuai dengan urutan kegiatan. Pastikan bahan dan alat dalam keadaan dapat digunakan sesuai urutan kerja.
2.      Suruh ibu untuk BAK dan urine ditampung dalam botol yang telah disiapkan (Beritahukan pada ibu mengenai apa yang akan dilakukan)
3.      Cuci tangan 7 langkah dengan sabun dan air mengalir dan kemudian pasang handschoon. Sebelum melakukan sesuatu pekerjaan bidan harus teknik pencegahan infeksi
4.      Perhatikan apakah urine keruh atau jernih (bila keruh urine disaring dengan kertas penyaring)
5.      Isi kedua tabung kimia dengan urine masing- masing 2 ml (Salah satu tabung sebagai bahan perbandingan pemeriksaan)
6.      Panaskan salah satu tabung yang berisi urine diatas nyala api lampu spritus, kemudian teteskan 2-3 tetes asam cuka 6% dilihat, selanjutnya dipanaskan lagi (Panaskan sampai mendidih dan bandingkan dengan tabung perbandingan)
7.      Baca hasilnya dengan menilai :
a.        Negatif           : bila tidak ada keruhan
b.      Positif (+)       : ada keruhan sedikit tanpa butir-butir
c.       Positif (++)     : keruhan mudah dilihat dan tampak butir-butir dalam keruhan tersebut
d.       Positif (+++)   : jelas keruh dan berkeping- keeping
e.       Positif (++++) : sangat keruh dan keruhan berkeping-keping besar atau bergumpal- gumpal.

4
Preseptee mampu mereview tindakan pemeriksaan urine protein yang telah dilakukan
Preseptor mampu melakukan review tindakan pemeriksaan urine protein yang telah dilakukan

10 menit
Post Conference
Preseptee mampu menjelaskan tentnag prosur dalam pemeriksaan urine protein.


F.      Evaluasi
1.    Prosedur     : Preconference, bedside teaching, postconference
2.    Jenis test     : Skill, attitude, cignitive
3.    Bentuk        :observasi
4.    Alat test      : SPO dan checklist

G.    Referensi
1.    Sulistya, Dewi.2008. Pemeriksaan Laboratorium Antenatal Care .Bandung : EGC
2.    Yulaikah, Lily.2007.”Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan”. Yogyakarta : EGC

H.    Lampiran
1.    Materi mengenai pemeriksaan urine protein
2.    Kontrak belajar preseptee
3.    Lembar checklist mengenai pemeriksaan urine protein




Lampiran 1

Materi
(Pemeriksaan Urine Protein)

A.    Etiologi
Menurut kamus Kesehatan, Protein adalah rantai molekul panjang yang terdiri dari asam amino yang bergabung dengan ikatan peptida. Protein membentuk bahan struktural jaringan tubuh kita. Protein memiliki beberapa fungsi yang berbeda, misalnya menyediakan struktur (ligamen, kuku, rambut), membantu pencernaan (enzim perut), membantu gerakan (otot), dan berperan dalam kemampuan kita untuk melihat (lensa mata kita adalah kristal protein murni).
Serum protein (bahasa Inggris: globular protein, spheroprotein) merupakan salah satu dari tiga jenis protein di dalam tubuh yang terbentuk dari asam amino berupa larutan koloidal di dalam plasma darah. Serum protein tidak mengandung fibrin (bukan merupakan fibrous protein) sehingga dapat terlarut. Total serum protein dalam darah sekitar 7,2 - 8 g/dl[2] atau sekitar 7% dari volume darah keseluruhan dengan berbagai kegunaan: Sirkulasi molekul lipida, hormon, vitamin dan zat besi, Enzim, komponen komplemen, protease inhibitor dan kinin precursor, Regulasi aktivitas, fungsional non seluler dalam sistem kekebalan.
Tingginya kadar protein dalam urin ibu hamil dapat mengindikasikan terjadinya preeklampsi. Preeklampsi ialah penyakit dengan tanda - tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester kedua - kehamilan. Pemeriksaan protein urin dibutuhkan oleh ibu hamil bila dicurigai mengalamai  preeklampsi ringan atau berat, dari hasil pemeriksaan ini kita dapat memberikan asuhan kepada ibu hamil yang ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah potensial yaitu terjadinya eklamsi.
Penetapan kadar protein dalamurin biasnaya dinyatakan berdasarkan timbulnya kekeruhan pada urin. Karena padat atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka menggunakan urin yang jernih menjadi syarat yang penting.  Kandungan urin bergantung keadaan kesehatan dan makanan sehari - hari yang dikonsumsi oleh masing - masing individu. Individu normal mempunyai pH antara 5 - 7. Banyak faktor yang mempengaruhi pH urine seseorang adalah makanan sehari - hari dan ketidakseimbangan hormonal. Warna urin adalah kuning keemasan. Selama kehamilan normal terdapat kenaikan hemodinamika ginjal dan diikuti dengan tekanan venarenalis. Pembentukan urin dimulai dalam glomerulus, apabila filtrasi glomerulus mengalami kebocoran hebat, molekul protein besar akan terbuang dalam urine sehingga menyebabkan proteinuria. Pada pasien yang telah menderita penyakit parenkhim ginjal, faktor kehamilan yang memasuki usia 20 minggu ini mungkin akan memperberat kebocoran protein urine.
Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi. Sedangkan pengertian eklampsia adalah apabila ditemukan kejang-kejang pada penderita pre-eklampsia, yang juga dapat disertai koma.
Pre-eklampsia adalah salah satu ka­sus gangguan kehamilan yang bisa menjadi penyebab kematian ibu. Ke­lainan ini terjadi selama masa kelamilan, persalinan, dan masa nifas yang akan berdampak pa­da ibu dan bayi. Kasus pre-eklampsia dan eklampsia terjadi pada 6-8% wanita hamil di Indonesia. Hipertensi (tekanan darah tinggi) di dalam kehamilan terbagi atas pre-eklampsia ringan, pre-eklampsia berat, eklampsia, serta superimposed hipertensi(ibu hamil yang sebelum kehamilannya sudah memiliki hipertensi dan hipertensi berlanjut selama kehamilan). Tanda dan gejala yang terjadi serta tatalaksana yang dilakukan masing-masing penyakit di atas tidak sama.Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan / atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia.

B.     Pengertian Pemeriksaan Urine Protein
Urin merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml/menit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk 1 ml urin permenit.
Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui kelainan - kelainan dipelbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal, uterus dan lain-lain.
Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta – fakta tentang ginjal dan saluran urin tapi dapat juga mengenai faal pelbagai organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu pancreas, kortek adrenal. Jika kita melakukan urinaisis dengan memakai urin kumpulan sepanjang 24 jam pada seseorang, ternyata susunan urine tidak dapat banyak berbeda dari susunan urine 24 jam berikutnya.

C.     Tujuan
1.    Untuk mengetahui kadar protein dalam urin ibu hamil
2.    Untuk mengidentifikasi preeklampsia secara dini apabila terdapat urine dengan positif mengandung protein
3.    Pemeriksaan urin dilakukan untuk memastikan kehamilan dengan komplikasi yaitu keracunan pada kehamilan ibu
4.     Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan untuk mengetahui fungsi ginjal ibu hamil, ada tidaknya protein dalam urin, dan juga mengetahui kadar gula dalam darah.

D.    Prinsip permeriksaan Urine Protein
Untuk menyatakan adanya protein urin berdasarkan pada timbulnya kekeruhan yang mana percobaan dengan pemberian suatu asam akan lebih mendekatkan ketitik isoelektriks dari protein. Pemanasan selanjutnya untuk mengadakan denaturasi sehingga terjadi presipitasi yang dinilai secara semikuantitatif.

E.     Prosedur Pemeriksaan Urine Protein
1.      Asam Sulfosalysyl 20%
a.    Siapkan dua buah tabung reaksi
b.   Tabung I nanti akan digunakan untuk kontrol (diisi dengan urine saja)
c.    Tabung II diisi 2 ml urine ditambahkan 8 tetes Asam Sulfosalysyl 20%
d.   Panaskan tabung diamati adanya kekeruhan
2.      Asam Acetat 6%
a.    Siapkan dua buah tabung reaksi
b.   Tabung I nanti akan digunakan untuk kontrol (diisi dengan urine saja)
c.    Tabung II diisi 2 ml urine ditambahkan 4 tetes Asam Acetat 6%
d.   Panaskan tabung diamati adanya kekeruhan

3.      Test Heller
Prinsip pemeriksaan : adanya protein urine dapat bereaksi denga HNO3 pekat dan akan membentuk cincin putih
a.    1 ml HNO3 pekat dimasukkan tabung reaksi
b.   tambahkan urine pelan-pelan lewat dinding tabung reaksi
c.    Jika dalam urin terdapat protein maka akan terbentuk cincin putih



 Lampiran 2
Kontrak Belajar

Nama                          : Widiawati
Tempat                       : Rumah Bersalin Karunia Aanada Semarnag
Topik                          : Kebutuhan melakukan Asuhan Kebidanan dengan
   Ibu Hamil TM III  kami
Sub pokok                  : Pemeriksaan urine protein 
Tujuan umum
Tujuan Khusus
Sumber
Strategi pencapaian
Kriteria penilaian
Setelah mengikuti pembelajaran klinik preseptee mampu memberikan asuhan ibu hamil patologi TM III tentang pemeriksaan urine protein.
Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik peserta didik mampu:
1.      Memahami pengertian pemeriksaan urine protein.
2.      Memahami tanda gejala melakukan pemeriksaan urine protein.
3.      Memahami tujuan melakukan pemeriksaan urine.
4.      Memahami persiapan melakukan pemeriksaan urine protein.
5.      Memahami langkah-langkah melakukan urine protein.

1.      Sulistya, Dewi.2008. Pemeriksaan Laboratorium Antenatal Care .Bandung : EGC
2.      Yulaikah, Lily.2007.”Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan”. Yogyakarta : EGC

1.      Melakukan studi pustaka sebelum terjun ke lahan praktek
2.      Diskusi dengan dosen pembimbing dan presptor
3.      Bed Side Teaching
1.      Penilaian penampilan dengan checlist
2.      Laporan pendokumentasian
                             


Semarang, 9 Januari 2016
Lampiran 3

CHECKLIST PRE CONFERENCE

Nama        : Widiawati
NIM          : G0E011045
Metode      : Preseptorsip
Kasus        : Memberikan pemeriksaan urine protein

No
Kegiatan

YA
TIDAK
1
Preseptor menjelaskan kepada preseptee tentang pengertian pemeriksaan urine protein



2
Presepror menjelaskan kepada preseptee tentang tujuan tindakan pemeriksaan urine protein



3
Preseptor menjelaskan kepada preseptee tentang persiapan tindakan pemeriksaan urine protein



4
Preseptor menjelaskan kepada preseptee tentang langkah – langkah tindakan pemeriksaan yrine protein



Nilai = jumlah item x 100
Total item


Keterangan      : Isilah dengan tanda (v) bila dilakukan
                                                  Isilah dengan tanda (x) bila tidak dilakukan
                                                  Ya                 = dilakukan dengan benar
                                                  Tidak             = tidak dilakukan



Lampiran 4

DAFTAR CHECKLIST SPO
PEMERIKSAAN URINE PROTEIN

Nama        : Widiawati
NIM          : G0E011045
Metode      : Mentorship
Kasus        : Pemeriksaan Urine Protein

NO
ASPEK YANG DINILAI
SKOR



YA
TIDAK
1
Sikap dan Perilaku
a.       Teruji kominikatif memperkenalkan diri dengan pasien
b.      Teruji menyampaikan tujuan dan prosedur tindakan
c.       Teruji bersikap sopan
d.      Teruji bersikap cekatan




Score : 6


2
Peralatan dan Bahan
a.       2 buah tabung reaksi dan raknya
b.      Penjepit tabungBunsen/ lampu spirtus
c.       Pipet
d.      Spuit 3cc atau 5 cc
e.       Kertas tissue
f.       Asam asetat 5 %
g.      Urine dan korek api
h.      Celemek
i.        Sarung tangan DTT atau Steril
j.        Buku catatan




Score : 7


3
Prosedur Kerja
a.       Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan sesuai dengan urutan kegiatan. Pastikan bahan dan alat dalam keadaan dapat digunakan sesuai urutan kerja.
b.      Suruh ibu untuk BAK dan urine ditampung dalam botol yang telah disiapkan (Beritahukan pada ibu mengenai apa yang akan dilakukan)

c.       Cuci tangan 7 langkah dengan sabun dan air mengalir dan kemudian pasang handschoon. Sebelum melakukan sesuatu pekerjaan bidan harus teknik pencegahan infeksi
d.      Perhatikan apakah urine keruh atau jernih (bila keruh urine disaring dengan kertas penyaring)
e.       Isi kedua tabung kimia dengan urine masing- masing 2 ml (Salah satu tabung sebagai bahan perbandingan pemeriksaan)
f.       Panaskan salah satu tabung yang berisi urine diatas nyala api lampu spritus, kemudian teteskan 2-3 tetes asam cuka 6% dilihat, selanjutnya dipanaskan lagi (Panaskan sampai mendidih dan bandingkan dengan tabung perbandingan)
Baca hasilnya dengan menilai :
1)        Negatif : bila tidak ada keruhan
2)        Positif (+) : ada keruhan sedikit tanpa butir-butir
3)        Positif (++) : keruhan mudah dilihat dan tampak butir-butir dalam keruhan tersebut
4)        Positif (+++) : jelas keruh dan berkeping- keeping
5)        Positif (++++) : sangat keruh dan keruhan berkeping-keping besar atau bergumpal- gumpal.




Score : 16


3
Teknik
a.       Teruji melakukan secara sisitematis dan berurutan
b.      Teruji berkomunikasi dengan pasien secara baik
c.       Teruji melakukan tindakan dengan percaya diri
d.      Teruji mendokumentasikan hasil




Sscore : 4



Nilai : Jumlah item yang dilakukan x 100 %
 

                       total item




Keterangan      : Isilah dengan tanda (v) bila dilakukan
                                    Isilah dengan tanda (x) bila tidak dilakukan
                                    Ya       = dilakukan dengan benar
                                    Tidak = tidak dilakukan


Semarang, 9 Januari 2016
                                                                                                Pembimbing

                                                                                                Hesti Pratiwi



Lampiran 5

CHECLIST POST CONFERENCE

Nama         : Widiawati
NIM          : G0E011045
Metode      : Preseptorsip
Kasus         : Memberikan Pemeriksaan Urine Protein
No
Kegiatan

YA
TIDAK
1
Preseptor menanyakan perasaan preseptee setelah bed site teaching



2
Preseptor menanyakan preseptee tentang attitude saat contact pada pasien



3
Prespetorsip memberikan kesempatan kepada preseptee untuk bertanya



Nilai : Jumlah item yang dilakukan x 100
Total Item









     Keterangan : Isilah dengan tanda (v) bila dilakukan
                                       Isilah dengan tanda (x) bila tidak dilakukan
                                       Ya    = dilakukan dengan benar
                                       Tidak            = tidak dilakukan



Lampiran 6

FORMAT PENILAIAN PRAKTEK BIMBINGAN KLINIK
METODE PRESEPTORSIP (PEMERIKSAAN URINE PROTEIN)

NO
Aspek Penilaian

Nilai
Bobot
N x b
1
Preconference
a.       Ketepatan waktu sesuai perencanaan bimbingan
b.      Kesesuaian perencanaan kegiatan CI pada saat preconference



10
30

2
Bed Side Teaching
a.       Informed consent pada klien
b.      Penilaian kesesuaian tindakan berdasarkan SPO



10
20

3
Postconference
a.       Ada refleksi
b.       Penilaian CI



5
25


Keterangan :
Kolom nilai diisi dengan angka 0 atau 1
0 = jika tidak sesuai
1 = jika sesuai